Asallamu'alaikum.wr.wb
Nabi SAW mengundang para sahabat untuk
menghadiri walimatul ursy yang diadakan beliau dengan seorang wanita
yang menjadi istrinya. Para sahabat hadir dan begitu mereka menyaksikan
tentang rupa makanan yang dijamukan oleh Rasulullah SAW, mereka tak
tahan untuk tidak memperbincangkannya.
" Darimana Rasulullah SAW akan mampu
memenuhi kebutuhan hidup dari para istri-istrinya ? coba lihat, jamuan
walimahnya saja cuma seperti itu ?"
Rasulullah SAW diam saja. Beliau bukan
tidak tahu apa yang diperbincangkan oleh para sahabat saat itu. Usai
menunaikan sholat, Rasulullah SAW menceritakan suatu kisah kepada para
sahabat yang hadir.
" Aku ingin menceritakan suatu kisah
perihal rejeki kepada kalian. Kisah ini diceritakan oleh malaikat Jibril
kepadaku. Bolehkah aku meneruskan kisah ini kepada kalian ?"
Rasulullah SAW kemudian memulai kisahnya.
" Suatu ketika Nabi sulaiman a.s
melakukan sholat ditepi pantai. USai sholat, beliau melihat ada seekor
semut sedang berjalan di atas air sambil membawa daun hijau. Beliau yang
mengerti bahasa binatang mendengar si semut memanggil-manggil si katak.
Tak berapa lama kemudian, lalu seekor katak muncul. Ada apa gerangan
dengan si katak itu sehingga si semut terus-menerus memanggilnya tadi ?
Nabi Sulaiman menyaksikan bahwa begitu si katak muncul, katak itu
langsung saja menggendong sang semut masuk ke dalam air menuju dasar
laut.
Ada apa di dasar laut ? Semut itu
menceritakan kepada Nabi Sulaiman a.s bahwa di sana ada berdiam seekor
ulat. Sang ulat menggantungkan rejekinya kepada si semut.
" Sehari dua kali aku diantar oleh
malaikat ke dasar laut untuk memberi makanan kepada ulat itu ". Demikian
si semut memberikan penjelasannya kepada Nabi Sulaiman a.s. " Siapakah
malaikat itu, hai semut ?" tanya Nabi Sulaiman kepada si semut dengan
penuh selidik. " Si katak sendiri. MAlaikat menjelmakan dirinya menjadi
katak yang kemudian mengantarkan aku menuju dasar laut ".
Setiap selesai menerima kiriman daun
hijau dan melahapnya, si ulat tak lupa memanjatkan rasa syukur kepada
Allah SWT, " Maha Besar Allah yang men-takdir-kan aku hidup di dasar
laut ". Dalam mengakhiri ceritanya itu, Rasulullah SAW memberi
pandangannya.
" Jika ulat saja yang hidupnya di dasar
laut, Allah SWT masih tetap memberinya makanan, maka apakah Allah SWT
tega menelantarkan umat Muhammad soal rejeki dan rakhmatnya ?"
(Dikutip dari Mutiara Hikmah 1001 kisah:1)
Sumber : http://akew33.mywapblog.com/rezeki-allah-swt.xhtml
0 komentar:
Posting Komentar